Notification

×

Iklan

Iklan

Agnes V. Simamora Resmi Dikukuhkan Jadi Guru Besar ke-37 Undana Kupang

Rabu, 03 November 2021 | November 03, 2021 WIB Last Updated 2021-11-03T00:01:35Z

Sarainews-Kota Kupang, - Universitas Nusa Cendana Kupang kembali mengukuhkan Prof. Ir. Agnes V. Simamora MSC, Ph.D., sebagai guru besar ke-37 dan menjadi guru besar ke 7 pada Fakultas pertanian Undana  bertempat di aula Auditorium Undana Kupang.Selasa, 02/11/21

Agnes V. Simamora menjadi salah9ru besar sektor pertanian di NTT dengan penelitiannya di bidang Hama dan penyakit pada tanaman. Sidang Senat Terbuka Luar Biasa pengukuhan guru besar tersebut dihadiri sejumlah Anggota Senat Undana dan para pimpinan Fakultas Undana yang  dipimpin langsung oleh Rektor Undana Kupang Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D

Sekilas tentang profilnya; Agnes Virginia Simamora, itulah nama lengkapnya, lahir pada 23 April 1967 di Kupang dan menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD GMIT Kuanino 2 pada tahun 1980. Agnes kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Kupang dan menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1 Kupang.

Tak henti disitu Ia kemudian melanjutkan pendidikannya dan mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Undana Kupang jurusan budidaya pertanian pada tahun 1992.

Seperti pepatah kuno " kejarlah ilmu sampai ke Negeri Cina"  begitulah yang Agnes lakukan. Ia berhasil mendapatkan gelar magister di The University of Adelaide Australia tahun 2000.

Setelah itu berselang 16 tahun kemudian Agnes kembali meraih gelar Doktornya pada sektor biological science and bioteknologi Murdoch University Perth, Western, Australia.

Pada kesempatan tersebut Agnes dengan judul risetnya " Peranan Surveilans Hama dan Penyakit Tanaman dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat Lahan Kering Kepulauan Nusa Tenggara Timur " menjelaskan bahwa setiap tahunnya kerugian akibat penyakit tanaman mencapai sekitar 200 miliar USD dan kerugian akibat serangan invasif sekitar 70 miliar USD sehingga sektor pertanian harus diperkuat termasuk di dalamnya adalah pengelolaan hama dan penyakit tanaman secara terpadu dan berkelanjutan.

" Badan pangan dunia FAO memperkirakan setiap tahunnya 20-49% dari produksi tanaman global hilang karena hama tanaman  dan setiap tahunnya kerugian akibat Penyakit Tanaman mencapai sekitar 200 miliar USD dan kerugian akibat serangga invasif sekitar 70 miliar USD, " ungkap Agnes.

Di akhir pidatonya Agnes kembali menekankan bahwa pengelolaan hama dan penyakit tanaman membutuhkan kerjasama banyak pihak dan dilakukan dengan mengikuti perkembangan industri 4.0.

Sementara itu Rektor Undana Kupang Fred Benu dalam sambutannya mengatakan bahwa Undana memiliki kontrak kinerja dengan kemenrisetdikti dengan keharusan bahwa harus ada minimal 1 guru besar yang dikukuhkan setiap tahunnya namun tahun ini sudah ada 4 guru besar yang dikukuhkan dan tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi civitas akademika Undana Kupang.

Lebih jauh dijelaskan oleh Fred Benu bahwa tahun ini telah dikukuhkan guru besar sebanyak 3 orang dari Fakultas Pertanian dan tercatat sebagai fakultas dengan jumlah Profesor terbanyak di lingkup Undana.

"Fakultas Pertanian sekarang kalau mau dihitung periode adalah fakultas dengan jumlah profesor paling banyak ada 6 orang yang aktif mengalahkan FKIP, " tutur Fred.

selanjutnya Ia berharap agar lahan kering jangan dijadikan kendala karena kekeringan tetapi seharusnya di angkat menjadi suatu potensi besar di NTT khususnya Undana. (Tim Liputan)