Notification

×

Iklan

Iklan

Kesehatan Mental Jadi Trend Saat Pandemi Covid-19

Rabu, 11 Mei 2022 | Mei 11, 2022 WIB Last Updated 2022-05-10T23:30:39Z
Gambar : Ilustrasi 


Nama: Riri A. L. Bakuama

Nim: 2007010120

Kelas/ Semester: D/ IV


Kesehatan Mental Jadi Trend Saat Pandemi Covid-19


Pada Desember 2019 terjadinya penularan wabah virus corona di Wuhan, Cina menjadi pandemi global. Sebagian besar orang yang terpapar COVID-19 akan mengalami gangguan pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa perawatan.  Penanganan yang berfokus pada  pandemi COVID-19 membuat pengalihan orang dari faktor psikososial yang dimiliki individu sebagai akibat dari pandemi. 

Kesehatan mental adalah wujud dari keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa. Untuk mengukur kesehatan mental sendiri tidaklah mudah, tidak seperti mendeteksi penyakit pada biasanya. Saat seseorang mengalami gangguan kesehatan mental orang tersebut seringkali tidak menyadari akan hal tersebut dan dapat berakibat fatal. Masalah kesehatan mental akibat pandemi COVID-19 dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, dapat menyebabkan tekanan sosial yang tinggi, seperti diberlakukannya isolasi mandiri, dan hal tersebut sangat mempengaruhi pikiran atau psikis seseorang. 

Dalam survei kesehatan jiwa self-diagnosis online yang dilakukan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Psikiatri Indonesia (PDSKJI), sebanyak 63% responden mengalami kecemasan dan 66% mengalami depresi. . Gejala utama kecemasan adalah khawatir akan sesuatu yang buruk terjadi, terlalu khawatir, frustrasi, dan sulit bersantai. Gejala utama depresi yang dialami orang adalah gangguan tidur, kurang percaya diri, malaise, kurang energi, dan kehilangan minat. Selain itu, hingga 80% dari mereka yang disurvei menunjukkan gejala stres pascatrauma dengan mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan yang terkait dengan COVID19. 46% responden mengalami gejala stres pasca trauma berat, 33%  responden mengalami gejala stres pasca trauma sedang, 2% responden mengalami gejala stres pasca trauma psikologis ringan 19% tidak ada gejala. Gejala stres pasca trauma yang menonjol adalah merasa jauh dan terisolasi dari orang lain, selalu waspada, hati-hati dan waspada (Ikatan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia, 2020).

Penyakit mental yang  ada  meningkatkan  keparahan penyakit dan risiko kematian. Selain itu, peningkatan gangguan kecemasan akibat penularan, penyakit, kehilangan orang yang dicintai, dan ketakutan terhadap kelompok rentan secara sosial dan ekonomi merupakan masalah kesehatan mental yang diperkirakan memiliki konsekuensi jangka panjang (WHO, 2020). Stres memiliki efek yang tidak bisa kita hiraukan begitu saja, akumulasi dari stres dapat menyebabkan frustrasi, depresi, kecemasan serta juga penyalahgunaan zat berbahaya maupun kekerasan.  Kita sangat perlu untuk menjaga kesehatan mental kita karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita contohnya saat kita mengambil keputusan maka kita perlu memikirnya dengan matang karena keputusan yang kita ambil berdampak langsung terhadap kehidupan kita dihari yang akan datang. Kesehatan mental dapat mempengaruhi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan memiliki mental yang sehat maka kita dapat menggali potensi yang kita miliki kemudian dikembangkan dan kita jadi lebih produktif dalam kehidupan kita.  

Saat pandemi COVID-19 pemerintah melalui Keputusan Presiden RI Nomor 7 tahun 2020 yang kemudian direvisi dalam Keputusan Presiden RI Nomor 9 tahun 2020, Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berisi tentang pembentukan gugus tugas percepatan penanganan COVID-19. Isi Keputusan Presiden tersebut menjadi dasar kebijakan pada implikasi sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan kebijakan yang telah dibuat maka pemerintah perlu mengoptimalisasikan layanan kesehatan mental yang sudah ada dengan memperluas jangkauan dari pelayanan kesehatan mental tersebut. Kemudian masyarakat juga harus mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan bersikap terbuka dan menerima serta menggunakan layanan kesehatan mental yang ada tanpa merasa malu saat merasakan stres atau gangguan lainya.

Cara untuk menghindari stres saat pandemi adalah dengan melakukan penyesuaian diri dengan situasi yang ada, kemudian kita juga perlu membangun mindset yang baik dan motivasi. kurangi rasa takut dengan membatasi informasi berlebih terkait  informasi Covid-19 yang belum diketahui kebenarannya. Melakukan hobi yang dapat menjaga mood dan memberi suasana positif misalnya yoga, main musik atau hobi lannya. Dan yang terakhir kita harus menjaga lingkungan pertemanan kita dari orang-orang yang dapat memberikan efek negatif pada diri kita dan terus dekatkan diri pada Tuhan.