Gambar : Foto Bersama Dosen, Petani dan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana (Sumber Foto: Istimewa) |
Sarainews.Com-Kupang,-Tim Dosen Fakultas Pertanian Undana Kupang saat ini gencar melakukan pengabdian kepada masyarakat guna menambah wawasan para petani. Kali ini Kelompok Tani Kanaan di Desa Manusak menjadi tempat eksekusi kegiatan tersebut.
Dalam kegiatan tersebut hadir Ketua Tim pelaksana Julinda B. D. Henuk, SP dan sejumlah anggota yaitu Prof. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc., Ph.D, Sri Widungraheni, SP., M.Sc., Widasari Bunga, SP., M.Sc., Santhy Chamdra, SP., M.Si dan 2 orang Mahasiswa yang terlibat.
Masyarakat Desa Manusak secara umum memiliki mata pencaharian sebagai petani yang mengelola lahan pertanian dan bersifat musiman, dengan menanam tanaman palawija dan tanaman hortikultura. Para petani yang tergabung dalam kelompok tani Kanaan telah mampul melaksanakan tahapan-tahapan teknik budidaya tanaman hortikultura, namun aktivitas pertanian yang dilakukan masih bersifat alami dan tergantung pada kesuburan tanaman. Selama kegiatan budidaya berbagai jenis tanaman hortikultura, petani juga sering diperhadapkan dengan berbagai masalah organisme penganggu tanaman (OPT). Sampai saat ini juga belum diperoleh solusi yang optimum karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pengenalan jenis-jenis penyakit, penyebab penyakitnya dan tindakan pengendaliannya
Melalui PKM ini tim dosen dari Faperta Undana berupaya memberikan solusi dengan metode transfer informasi melalui penyuluhan, praktek langsung dan pendampingan terhadap petani.
Gambar: Foto Dosen Widasari Bunga, SP., M.Sc. Saat Memberikan Materi Tentang Pertanian Organik |
Menurut Dosen Fakultas Pertanian Petani perlu dibekali dengan sejumlah pengetahuan tentang penyakit-penyakit penting pada berbagai jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan, gejala dan tanda kerusakan, serta pengelolaan penyakit tumbuhan dengan penggunaan biopestisida yang dieksplorasi dari tanah dan bagian rhizosfir tanaman sehat.
Gambar: Sesi Diskusi Tentang Pengenalan Gejala Kerusakan Pada Tanaman Akibat Serangan Hama dan Patogen Besama Dosen Sri Widungraheni, SP., M.Sc. |
Pengetahuan diberikan melalui pengamatan secara langsung di lahan, ilustrasi, dan praktek langsung petani. Selain itu, petani diberi pembelajaran dengan belajar dari lahannya sendiri dengan melakukan pengamatan langsung di lahan untuk melihat keadaan agroeksistem meliputi perkembangan penyakit, keputusan dan tindakan yang perlu diambil untuk mengendalikannya.
Metode pendekatan yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah utama yang dihadapi oleh mitra PKM adalah transfer informasi dan alih teknologi melalui penyuluhan, praktek langsung dan pendampingan terhadap mitra sasaran.
Metode pendekatan yang digunakan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra tersebut adalah transfer informasi tentang konsep pertanian organik yang sebenarnya, jenis-jenis penyakit dalam budidaya tanaman hortikultura; dan teknologi perlindungan tanaman yang ramah lingkungan. Berdasarkan metode pendekatan tersebut, maka kegiatan yang ditawarkan dalam kegiatan PKM ini adalah pelatihan dan demonstrasi plot.
Berdasarkan metode pendekatan tersebut, kegiatan yang ditawarkan dalam kegiatan PKM ini adalah pelatihan dan demonstrasi plot. Kegiatan pelatihan dan demonstrasi plot yang direncanakan dengan materi pelatihan oleh masing-masing anggota tim sesuai dengan bidang lmunya.
Berikut adalah materi pelatihan sesuai bidang ilmunya masing-masing.
Pertanian organik berwawasan lingkungan oleh Widasari Bunga, SP., M.Sc., Santhy Chamdra, SP., M.Si. dengan metode ceramah dan diskusi, Pengenalan jenis penyakit utama pada tanaman hortikultura (penyebab penyakit, gejala dan tanda penyakit, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit, siklus pathogen, siklus penyakit, serta teknik pengendalian oleh Prof. Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc., Ph.D. dan Sri Widinugraheni, SP., M.Sc., dengan metode ceramah dan diskusi langsung dengan petani dimana petani diajak untuk mengenali berbagai jenis OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dilahan budidaya pada setiap tanaman dengan cara pengendalian yang selama ini dilakukan petani pada saat ada masalah penyakit tanaman.
Sementara itu cara mendeteksi dan menangkap jamur Trichoderma dari tanah dan bagian perakaran atau rhizosfir tanaman bambu sehat kemudian diperbanyak pada media padat menggunakan media jagung, beras, dan sekam, serta pada media cair menggunakan aquadest.
Gambar : Contoh Trichoderma Yg Berhasil Tumbuh di Media Nasi Yang di Letakkan Dalam Kotak Yang Sudah di Alasai Dengan Daun-daun Bambu Yang di Simpan di Tempat Teduh Selama 1 Minggu Sebelum Kegiatan |
Untuk diketahui Trichoderma merupakan salah satu jamur antgonis yg mampu melawan jamur penyebab penyakit tumbuhan. Dalam kegiatan ini, petani langsung mempraktekkan cara menangkap Trichoderma dari lahan mereka sendiri dan diperbanyak sendiri pada berbagai media tersebut yang tersedia melimpah di sekitar lahan petani untuk dimanfaatkan langsung sebagai biopestisida pada lahan budidaya mereka sendiri.
Biakan Trichoderma dalam bentuk padat dan cair tersebut bisa diperbanyak lagi pada media yang sama denga cara di steril untuk diaplikasikan lagi ke lahan petani pada saat ada atau tidak ada OPT karena Trichoderma tidak memberikan dampak negatif jika diberikan dalam jumlah banyak dan kontinu, bahkan sebaliknya akan lebih baik jika diberikan ke tanah dan atau tanaman budidaya secara terus-menerus sehingga dapat mengendalikan berbagai OPT dan sekaligus mengembalikan kesuburan tanah.
Berikut Adalah Contoh berbagai jenis biakan Trichoderma.
Foto : Trichoderma Padat |
Foto : Trichoderma Padat |
Gambar: Contoh Trichoderma Cair Yang di Campurkan Dengan Aquadest Berumur 1 Minggu |