Notification

×

Iklan

Iklan

Dosen Faperta Undana Bicara Tantangan dan Peluang Pertanian Berkelanjutan bagi Kaum Milenial di Era Modern pada Kegiatan MPAB-IMPM Kupang

Selasa, 06 Juni 2023 | Juni 06, 2023 WIB Last Updated 2023-06-06T12:05:07Z
Pengurus IMPM Kupang pose bersama dengan narasumber dan peserta MPAB di Sekret Permmabar, Blok N, No.10 RSS-Oesapa-Kupang, Sabtu, 03 Juni 2023

Sarainews.Com-Kupang,-Agustina Etin Nahas, S.P, M.Si dosen Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian (Faperta) Undana Kupang membawakan materi tentang Tantangan dan Peluang Pertanian Berkelanjutan Bagi Kaum Milenial di Era Modern pada Kegiatan Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Pertanian Manggarai (IMPM) Kupang Periode 2022/2023, berlangsung di Sekretariat Permmabar, Blok N, No.10 RSS-Oesapa-Kupang, Sabtu, 03 Juni 2023.



Kegiatan MPAB yang diselenggarakan mengusung tema Peran Organisasi dalam Mewujudkan Kader yang Berintelektual dan Cerdas dengan Nilai-Nilai Kebudayaan.



Dalam materinya Etin mengatakan saat ini pertanian di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, yang bisa menghasilkan peluang baru untuk digarap. Tantangan dan Peluang Pertanian di Indonesia sendiri merupakan sektor penting bagi perekonomian Indonesia, terutama untuk ketahanan pangan.


“Peluang adalah salah satu kesempatan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang hendak di capai dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki dengan kemampuannya dalam memanfatkan peluang secara kreatif dan inovatif, “ kata Etin.


Dijelaskannya, petani milenial merupakan penentu kemajuan pertanian masa depan. Regenerasi tenaga kerja serta kreativitas inovasi, kemampuan berkomunikasi dan media, serta pemanfaatan teknologi digital akan melahirkan pertanian modern mandiri berbasis kewirausahaan, produktif, dan berkelanjutan.



Menurut Etin, hal tersebut dapat dicapai melalui pendekatan zona kawasan atau sektor komoditas, seperti tanaman pangan, hortikultura, perternakan, dan perkebunan dari hulu hingga kehilir, mengingat kebutuhan pangan di masa depan akan meningkat drastis seiring laju pertumbuhan penduduk.  


Etin juga menyampaikan bahwa saat ini pekerja di dunia pertanian malah mengalami penurunan dan masih diisi oleh petani senior (usia 45-64 tahun). 


Karena itu, mengenalkan dan menggerakkan petani generasi Indonesia Emas 2045 menjadi pilihan yang tepat untuk regenerasi dan meningkatkan produktivitas pertanian dalam rangka mewujudkan gerakan “Mari menjadi Agripreneur Muda dalam konteks pertanian cerdas pada sektor pertanian maupun di luar sektor pertanian, kata Etin.



Dengan demikian, peran petani generasi Indonesia Emas 2045 dalam mewujudkan pangan berkelanjutan memerlukan lompatan pengetahuan serta keterampilan berbasis teknologi dan industri yang terus-menerus ditingkatkan untuk mendorong daya saing Indonesia dalam perekonomian global. Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan Sumber Daya Manusia (SDM) petani dalam arti umum maupun khusus harus disesuaikan dengan tingkatan dan stratanya agar berdampak kepada hasil (outcome) dari petani sendiri sebagai orang yang lebih kompeten, memiliki peran lebih baik, pemanfaatan SDM yang lebih baik, bekerja secara tim lebih efektif, ada sinergi antar petani secara positif, meningkatnya kepuasan dan komitmen kerja, kata Etin,