Foto Bersama Perwakilan Mahasiswa, Dosen, dan Masyarakat setempat di kegiatan Pengmas Waddumaddi 2023 |
Sarainews.Com-Sabu Raijua,-Institut Teknologi Bandung sebagai salahsatu PT terkemuka di Indonesia telah menghasilkan berbagai penelitian yang berkualitas dan berpengaruh bagi kemajuan dan kualitas kehidupan bangsa. Dalam meningkatkan peran dan fungsinya tersebut, ITB juga hadir dalam memecahkan berbagai persoalan di masyarakat melalui berbagai kegiatan Pengabdian Masyarakat. Saat ini ITB mencoba meningkatkan jangkauannya dalam pelaksanaaan kegiatan Pengabdian Masyarakat tersebut hingga di daerah-daerah 3T dan Kawasan terluar Indonesia.
Foto bersama Tim Dosen, Mahasiswa dan Masyarakat di Depan Kantor Desa Wadumaddi |
Pengabdian masyarakat kali ini dilaksanakan di Desa Waddumaddi, Kecamatan Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Persoalan yang mengemuka di desa tersebut adalah kekurangan akses air bersih di beberapa dusun, sebagaimana diungkapkan Kepala Desa Waddumaddi, Gabriel Riwu, pada saat diskusi pendahuluan yang dilaksanakan melaui Zoom meeting pada saat menghadapi puncak kemarau di pertengahan tahun ini. LPPM ITB mengirimkan dua dosen penelitinya, dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Dr. Very Susanto dan Arif Susanto, M.T. Turut bersama keduanya dua orang mahasiswa ITB yang melaksanakan giat “KKN membangun Desa”, Rizki Nimpar mahasiswa Teknik Material dan Rahmad Syukur dari Teknik Geologi, yang merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang digalakkan oleh Kemendikbudristek.
Program pengabdian ini dirancang untuk meningkatkan akses masyarakat Desa Waddumaddi, Kecamatan Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, terhadap sumber air bersih . Kepala Desa Waddumaddi, Gabriel Riwu, menjelaskan bahwa desanya menghadapi tantangan curah hujan yang minim sepanjang tahun, bahkan dengan kemungkinan musim kemarau yang berlangsung hingga 7 bulan berturut-turut, tanpa adanya hujan. Dampak dari kondisi ini adalah masyarakat warga desa di beberapa dusun terkendala dalam mengakses air bersih sehingga memaksa mereka untuk membeli air dari wilayah lain.
Dalam upaya membantu masyarakat desa mengatasi kekurangan air bersih tersebut , Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB berkolaborasi dengan masyarakat setempat, berupaya memecahkan persoalan tersebut. Kegiatan ekplorasi airtanah dilakukan dengan penerapan teknologi tepat guna geofisika berupa pengukuran resistivity untuk untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi bawah tanah dan posisi potensial lapisan yang mengandung air . Survei ADMT juga digunakan untuk mengestimasi kedalaman air di bawah tanah sebelum pengeboran dilakukan.
Survei geolistrik(resistivity) untuk mengestimasi lapisan akuifer sebelum dilakukan pemboran |
Setelah survei geolistrik dan ADMT dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pengeboran air tanah. Tim pengabdian bersama masyarakat melaksanakan pemboran pada titik sumur yang ditentukan yang lahannya disediakan warga setempat. Sehubungan dengan kondisi geologi setempat yang tersusun oleh lapisan lempung yang rawan longsor, pekerjaan pemboran dengan kedalaman 60 meterpun dilakukan hamper 1 bulan lamanya untuk memperoleh sumber air bersih yang optimal
Pemboran sumur ini menjadi langkah kritis dalam menjawab tantangan kekurangan air bersih yang dihadapi oleh Desa Waddumaddi. Kepala Desa, Gabriel Riwu, menyampaikan bahwa pemboran ini menjadi harapan besar bagi masyarakatnya yang selama ini terkendala oleh minimnya curah hujan dan musim kemarau yang panjang.
Setelah berhasil mendapatkan akses ke sumber air bersih, program ini kemudian melanjutkan dengan pemompaan dan penampungan airtanah tersebut sehingga dapat siap dimanfaatkan warga . Persoalan berikutnya timbul, karena akses listrik terdekat setidaknya 1,5 km dari lokasi sumur. Oleh karenanya dilakukan pekerjaan tambahan berupa pemasangan sumber listrik. Warga setempat secara bergotong royong memasang kabel transmisi listrik sejauh 1,5 km agar listrik dapat menjangkau sumur tersebut.
Foto bersama Tim Dosen ITB bersama Bupati Sabu Raijua |
Kepala Desa Waddumaddi, Gabriel Riwu, menyambut baik tersebut dan mengakui dampak positifnya terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. “Kami berharap bahwa dengan adanya sumur yang lebih dalam dan infrastruktur distribusi air yang ditingkatkan, Masyarakat kami tidak lagi terkendala dalam mengakses air bersih terutama dalam menghadapi musim kemarau pungkasnya”