Notification

×

Iklan

Iklan

Hasil Pertanian Warga Taloetan Dijarah Preman, Adakah Keadilan Hukum

Rabu, 12 Mei 2021 | Mei 12, 2021 WIB Last Updated 2021-05-12T10:03:06Z
sarainews


Sarainews-Kupang,-Preman Kembali melakukan aksinya di Desa di Taloetan kecamatan Nakamese, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), dengan melakukan aksi penjarahan hasil pertanian (mengambil buah kelapa) tanpa ijin yang merupakan milik warga desa setempat.

Aksi pernjaharan tersebut sempat diabadikan warga setempat. Kepada Wartawan Guster Tafoki, Senin 10 Mei 2021 menjelaskan sejumlah preman yang diduga melakukan aksi pembabakaran secara membabi buta 15 rumah dan menghancurkan 6 rumah di Desa Taloetan (28/03/21 lalu) kini, kembali melakukan aksi dengan menjarah barang hasil pertanian, seakan barang tersebut milik mereka.

Tindakan ini, kata Guster Tafoki menjadi pertanyaan dimanakah hukum di negeri ini sehingga sampai saat ini tidak ada rasa keadilan bagi warga desa Taloetan sehingga pihak korban merasa bukan seolah bagian dari NKRI yang mendapat perlindungan, keadilan dan kesetaraan dimata hukum dan aparak penagak hukum. 

Aksi penjarahan tersebut kembali dilakukan sejumlah preman dengan mengambil hasil bumi (Kelapa) milik Nehemia Nenosaban Minggu, 09/05/21 siang hari.

Menurut Guster Tafoki sejumlah preman datang menggunakan kendaraan (Mobil Dam Truk) dan mengambil kelapa sesuai keinginan mereka.

“Mereka (Preman) datang itu anggap saja milik mereka dan tidak ada yang bisa tegur karena takut mereka kembali lakukan aksi jahat lagi karena mereka datang itu semua bawa parang,”jelas Guster

Lanjutnya, pemilik kelapa tersebut (Nehemia Nenosaban) juga mereka datangi baru-baru ini dan meminta uang sejumlah Rp 25 Juta namun pihaknya tidak memberi.

Selain itu tambah Guster, kenyamanan dan keamanan para korban pembakan rumah dan pengrusakan saat ini sangat terancam dan terganggu. Pasalnya para preman masih terus berkeliaran bebas, sehingga dirinya meminta dengan rendah hati agar aparat kemanan bisa melihat kondisi ini.

“Yang kita takuti itu jangan sampai ada tumpah darah dan korban jiwa di Taloetan, sehingga kami minta dengan hormat kepada pihak keamanan agar bisa segera mengambil sikap agar kondisi kembali kondusif di tempat tinggal kami, itupun kalau kami masih bagian dari NKRI maka tolonglah melhat kondisi kami,”tutup Guster

Informas lain, sejumlah akan-anak yang termasuk dalam 21 KK (Korban) sampai saat ini masih trauma dan katukatan akan kondisi yang dialami.*(Tim)