Notification

×

Iklan

Iklan

Gaya Hidup yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi

Sabtu, 07 Mei 2022 | Mei 07, 2022 WIB Last Updated 2022-05-07T11:58:46Z

 Gaya Hidup yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi


Hipertensi berasal dari kata Latin hyper yang berarti super atau luar biasa, dan kata Latin tensio yang berarti tegangan atau tekanan sehingga diartikan tekanan yang luar biasa dan sekarang terkenal dengan nama tekanan darah tinggi atau hipertensi. 

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dengan angka sistolik dan diastolik menunjukan angka lebih tinggi dari 140/90mmHg dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah yang meningkat dan berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah di organ target seperti ginjal, jantung, otak dan mata sehingga hipertensi menjadi salah satu faktor utama sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia atau atau dikenal sebagai the silent killer. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder, di kalangan masyarakat banyak di jumpai kejadian atau kasus hipertensi esensial. Hipertensi esensial merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaiatkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan.

Prevalensi hipertensi di dunia menurut WHO tahun 2006 terdapat 972 juta orang atau 26,4% yang mengalami kejadian hipertensi . Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara sedang berkembang, termaksud Indonesia (Andra 2007). Gaya hidup dapat memicu terjadinya hipertensi. Ini dikarenakan gaya hidup menggambarkan pola prilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya  memelihara kondisi fisik, mental dan sosial yang meliputi kebiasaan tidur, mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok atau bahkan minum- minuman beralkohol.

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada kelompok umur ≥18 tahun sebesar 25,8%. Prevalensi hipertensi pada setiap propinsi di Indonesia pada kelompok umur ≥18 tahun tergolong cukup tinggi. (Kemenkes RI, 2014). 

Hipertensi pada tahap awal tidak memberikan gejala yang pasti namun yang sering dirasakan untuk mengindikasikan adanya hipertensi antara lain : Kepala pusing, jantung berdebar, telinga sering berdengung, gangguan tidur. Faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang dapat dikontrol yaitu merokok, obesitas, stress. Faktor yang tidak dapat dikontrol jenis kelamin, usia, riwayat keluarga.

Gaya hidup adalah pola perilaku individu sehari-hari yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya untuk mempertahankan hidup sedangkan gaya hidup sehat dapat disimpulkan sebagai serangkaian pola perilaku atau kebiasaan hidup sehari-hari untuk memelihara dan menghasilkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit serta melindungi diri untuk sehat secara utuh. Gaya hidup dapat memicu terjadinya hipertensi. Ini dikarenakan gaya hidup yang mengambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada upaya memilihara kondisi fisik, mental dan sosial yang meliputi kebiasaan tidur, mengomsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, atau minum-minuman beralkohol.

Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kondisi fisik maupun psikis seseorang. Perubahan gaya hidup dan rendahnya perilaku hidup sehat seperti minimnya olahraga, merokok, merupakan salah satu dari penyebab hipertensi.


Merokok

Merokok dapat menimbulkan beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nikotin yang terdapat dalam rokok dapat meningkatkan penggumpalan pembuluh darah dan dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian bertambah,      aliran darah pada koroner meningkat dan vasokontriksi pada pembuluh darah perifer. 

Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah. Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya


Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang terjadi akibat kontraksi otot skeletal yang meningkatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik ini dapat berupa aktivitas di tempat kerja, aktivitas di perjalanan, aktivitas di rumah, dan aktivitas di waktu luang.

Aktifitas fisik sangat mempengaruhi stabilitas tekanan darah. Pada orang yang tidak aktif melakukan kegiatan fisik cenderung mempunyai denyut jantung yang lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan otot jantung bekerja lebih keras lagi pada kontraksi. Aktifitas fisik membantu seseorang mengontrol berat badan. aktifitas fisik yang dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari akan membantu mengontrol tekanan darah.

Contoh aktifitas fisik (olahraga) yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah jalan pagi, jalan kaki, senam, bersepeda dan berenang. Kegiatan aktivitas ini disarankan agar dilakukan ≥30 menit per hari dan lebih dari ≥3 hari per minggu.

Demikian opini ini saya buat penulis menyadari bahwa opini ini masih jauh dari kata sempurna sehingga membutuhkan masukan saran serta kritik dari pembaca agar lebih baik kedepannya.

Penulis, Muhammad Al Badar Adang mahasiswa semester IV Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana