Mengenal Jantung Koroner, Faktor Resiko dan Pencegahan
Foto Penulis : Veronika Mura Atu, Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana. |
Nim : 2007010042
Kelas :D
Sarainews.Com, Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah utama yang memberi pasokan darah, oksigen, dan nutrisi untuk jantung menjadi rusak. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh plak kolesterol dan proses peradangan.
Penyakit jantung koroner disebabkan adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner yang mengakibatkan aliran darah ke jantung terhambat. Penyempitan ini terjadi karena penumpukan kolesterol dan protein lain yang berasal dari makanan yang masuk kedalam tubuh. Penumpukan plak di dinding arteri koroner ini dapat menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku dan salurannya menjadi semakin sempit. Mekanisme ini disebut aterosklerosis. Selain dapat mengurangi suplai darah ke jantung, aterosklerosis juga memudahkan terbentuknya penggumpalan darah. Jika ini terjadi, aliran darah ke jantung tertutup sepenuhnya dan dapat mencetuskan serangan jantung mendadak yang sangat berbahaya.
Pencegahan penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner sendiri disebabkan beberapa faktor, diantaranya kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, merokok, kurang aktivitas atau olahraga, gaya hidup serta adanya riwayat keluarga yang pernah serangan jantung di usia muda (dibawah 50 tahun). Sebenarnya Anda dapat mencegah penyakit jantung koroner, apabila Anda berusaha mengurangi atau mencegah timbulnya plak di pembuluh darah dengan mengatur pola makan dan gaya hidup sehat, seperti: Berhenti merokok Kurangi dampak stress dengan cara relaksasi Memeriksakan tekanan darah secara teratur Memeriksakan gula darah dan kendalikan kadar glukosa darah bila Anda mengidap diabetes pertahankan berat badan yang normal dengan diet rendah kolesterol dan lemak jenuh Olahraga secara teratur Lakukan pemeriksaan kardiovaskuler secara teratur. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner . Penyakit ini merupakan penyebab nomor satu dari serangan jantung dimana pada beberapa orang dapat menyebabkan kematian, penyempitan pada pembuluh darah koroner membuat darah tidak dapat diantar menuju otot jantung dengan semestinya. Arteri yang sempit, karena timbunan plak yang mengeras akan membuat suplai oksigen ke jantung terhambat, akibatnya jantung mengalami kontraksi mendadak yang memicu serangan jantung.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat berjalan.Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur, jumlah kasus malaria di Nusa Tenggara Timur tahun 2018 yaitu sebesar penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di Provinsi. Jawa Timur sebanyak 375.127 orang. (1,3%),
Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular (39,5 juta dari 56,4 kematian). Dari seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian. Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah: Aceh (1,6%),Sumatera Barat (1,6%),DKI Jakarta (1,9%),Jawa Barat (1,6%),jawa Tengah (1,6%),kalimantan Timur (1,9%),Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%).
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, meliputi:
Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang, bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera bawa diri ke dokter.keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan kematian.