Notification

×

Iklan

Iklan

Mental Health & Generasi Milenial

Selasa, 03 Mei 2022 | Mei 03, 2022 WIB Last Updated 2022-05-02T15:39:13Z

 

Foto Penulis: Lyandra Zadriana Apliana Feoh

Nama : Lyandra Zadriana Apliana Feoh

Mental Health & Generasi Milenial

Kesehatan mental atau yang sering juga disebut juga dengan mental health merupakan keadaan sejahtera di mana seseorang menyadari kemampuan yang dimilikinya, mampu menangani tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya.Dengan demikian, kesehatan mental meliputi beberapa aspek seperti fisik, psikologis, sosial, dan bukan semata-mata hanya terpaku pada kejiwaan saja. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus yang berkaitan dengan kesehatan mental terutama pada remaja atau sekarang kerap kali disebut dengan generasi milenial.

Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami transisi atau perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini berbagai perubahan dialami oleh anak mulai dari perubahan fisik, psikis dan pola pikirnya. Namun, jika dia menemui beberapa hal yang membuatnya tertekan dapat berpotensi membuat anak tersebut gampang stress yang disebabkan oleh emosi yang belum stabil dan susah untuk dikontrol. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kesehatan mental dari para remaja ini menjadi menurun. Kesehatan mental yang terganggu bisa mengakibatkan seseorang melakukan hal yang tidak terduga seperti menyakiti diri sendiri (self harm) hingga yang paling parah melakukan percobaan bunuh diri. Kasus bunuh diri di Indonesia pun mencapai lebih dari 80% kasus, yang di sebabkan oleh gangguan mental seperti depresi dan kecemasan secara berlebihan.

Gangguan mental pada kalangan remaja ini biasanya di sebabkan oleh faktor tekanan dalam bidang akademik, bisa juga di sebabkan oleh karena perundungan (bullying). Sebagaimana kita ketahui banyak sekali jenis perundungan contohnya seperti perundungan secara verbal (verbal bullying), perundungan fisik (physical bullying), perundungan sosial (social bullying), perundungan dunia maya (cyber bullying), perundungan seksual (sexual bullying). Faktor lainnya yaitu faktor keluarga (broken home) ataupun karena faktor ekonomi. Di tambah lagi pada saat masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini, berbagai tekanan pun bermunculan membuat banyak orang semakin kesulitan bukan hanya pada para remaja saja tetapi sampai kepada orang dewasa sekalipun mendapat dampak yang sama besarnya. Entah itu dari dunia kerja maupun dari sekolah. Banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya dan juga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara daring membuat lingkungan gerak dari para remaja menjadi kecil dan membuat mereka mudah bosan dan depresi karena sulit untuk berinteraksi lebih dengan teman sebayanya.

Selain beberapa faktor yang telah disebutkan tadi, salah satu faktor lainnya yaitu faktor lingkungan. Tentu saja lingkungan sangat berpengaruh terhadap kondisi mental seseorang, jika kondisi lingkungannya tenang dan damai walaupun orang tersebut banyak tekanan namun dengan kondisi lingkungannya itu dapat membantu dirinya untuk menenangkan diri. Namun, jika sebaliknya hal itu akan membuat orang tersebut semakin tertekan dan terus tenggelam dalam pikirannya sendiri. 

Lantas apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan mental pada generasi milenial saat ini? Generasi milenial merupakan anak-anak bangsa yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa ini, jika tidak dicegah maka akan seperti apa Indonesia kedepannya? Berbagai macam upaya telah dilakukan namun semua itu harus dimulai dari diri kita sendiri dengan hal yang sederhana pula seperti mengatakan hal-hal positif kepada diri sendiri, lebih merasa bersyukur atas apa yang terjadi, fokus pada suatu hal, pentingnya melakukan olahraga agar tubuh tetap sehat dan bugar, makan yang cukup dan teratur, terbukalah pada seseorang yang dipercaya untuk menceritakan masalah yang dialami, lakukanlah sesuatu yang kecil namun berharga bagi orang lain dan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan positif lainnya, serta yang terakhir dan paling penting jangan menganggap sesuatu hal menjadi tekanan dan beban, lakukan dan nikmati saja, anggap itu sebagai suatu proses dalam bertumbuh jangan terlalu tenggelam dalam pikiran-pikiran negatif.