Notification

×

Iklan

Iklan

Waspada!!Dampak dan bahaya obesitas terhadap remaja

Selasa, 10 Mei 2022 | Mei 10, 2022 WIB Last Updated 2022-05-09T15:21:58Z

 

Gambar : Ilustrasi Dampak Oebesitas Terhadap Remaja

Waspada!!Dampak dan bahaya obesitas terhadap remaja

Obesitas adalah penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan dalam tubuh. Obesitas termasuk masalah kesehatan terbesar di seluruh dunia. Selain menyebabkan masalah kesehatan, kondisi ini juga dapat memicu gangguan psikologis, seperti stres dan depresi terutama pada remaja. Obesitas pada remaja termasuk masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Remaja dengan obesitas tak hanya berisiko mengalami pengucilan sosial, tapi juga dapat terkena dampak kesehatan yang tak boleh disepelekan. 

Pengidap Obesitas di Dunia Terus Bertambah , Berdasarkan Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jumlah pengidap obesitas di dunia mencapai 650 juta, sementara anak dan remaja berusia 5 – 19 tahun yang mengalami kegemukan sebanyak 340 juta. Data Riset Kesehatan Nasional tahun 2016 juga menunjukkan bahwa sebanyak 20,7 persen penduduk dewasa Indonesia mengalami kegemukan. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang hanya berjumlah 15,4 persen. Kondisi ini menempatkan Indonesia ke dalam 10 besar negara dengan jumlah pengidap obesitas terbanyak di dunia, seperti yang disebutkan dalam jurnal Lancet tahun 2014.

Bertambahnya pengidap obesitas disebabkan oleh banyak faktor. Antara lain :

  • Factor genetic , Genetik atau faktor keturunan termasuk penyebab obesitas yang paling sering terjadi..Faktor keturunan menjadi penyumbang utama karena gen memberikan instruksi pada tubuh untuk merespon perubahan di lingkungannya. Jadi, susunan genetik berpengaruh besar terhadap berat badan anggota keluarga cenderung memiliki pola makan dan aktivitas yang serupa. Maka dari itu, banyak pasien obesitas yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang sama.


  • Gaya hidup . Pola makan yang tidak sehat (kalori berlebihan) dan gaya hidup yang tidak aktif bergerak dapat memicu obesitas. Makanan yang diduga menjadi penyebab utama obesitas adalah junk food atau fast food, makanan yang mengandung lemak jenuh, dan kandungan gula tinggi.
  • Jarang bergerak atau berolahraga
  • Faktor psikologi , Rasa stres dan depresi dapat memicu obesitas pada anak dan remaja. Hal ini dikarenakan kondisi mental yang tertekan mampu mendorong anak untuk menjadikan kebiasaan banyak makan sebagai pelarian sehingga asupan kalori menjadi berlebih.

Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, sebenarnya sudah mengampanyekan program pencegahan untuk menghentikan penyakit Obesitas ini seperti Gerakan Masyarakat Sehat (Germas). Germas mengedepanan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehibilitatif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat. Sekedar kampanye tampaknya tak cukup untuk memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat. Dibutuhkan kebijakan-kebijakan yang lebih mendasar dan menyasar kesehatan masyarakat.

Salah satu penyebab utama obesitas adalah karena mengkomsumsi junk food, Hingga saat ini belum ada aturan yang spesifik mengenai junk food dan minuman berpemanis, sebagai pencetus obesitas. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting disini , Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertanggung jawab terhadap penerapan peraturan mengenai produk-produk makanan dan minuman yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Tidak ada pilihan, negara harus hadir dan memberikan makanan terbaik untuk bangsa kita. Harus dibuat peraturan dan penerapan serta pengawasan yg baik karena hal ini berhubungan dengan masa depan dan kualitas bangsa, di sarankan pemberlakuan cukai untuk gula, junk food, dan minyak goreng karena berhubungan langsung dengan peningkatan risiko obesitas. Pengaturan kota, lingkungan perumahan, tempat kerja, dan transportasi juga mesti didesain agar masyarakat memiliki aktif bergerak sehingga mengurangi risiko obesitas.

Sebagai perbandingan, untuk mencegah obesitas, yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung, diabetes, dan kanker, Singapura baru saja memberlakukan larangan iklan minuman berpemanis. Studi menunjukkan, asupan gula dari minuman berpemanis merupakan salah satu penyebab orang-orang mengalami obesitas.

Apabila pemerintah sudah mengeluarkan atura-aturan tersebut maka dengan sendirinya masyarakat pun akan membiasakan pola hidup yang sehat karena mengikuti aturan dari pemerintah . dapat disimpulkan bahwa perlu adanya kerja sama antara pemerintah dan juga masyarakat , masyarakat dan pemerintah harus saling bahu-membahu dalam langkah pencegahan obesitas ini karena masalah obesitas ini bukan hanya menjadi persoalan masyarakat saja atau pemerintah saja , tetapi perlu adanya kerja sama yang baik agar generasi muda kita tidak terkena dampaknya yang akan merugikan negara juga .Menerapkan Pola Makan Sehatserta menhindari junk food , Modifikasi Perilaku Makan, Aktivitas Fisik serta peran orang tua untuk memantau Pertumbuhan Anak

Peran dan pola asuh orang tua erat kaitannya dengan kesehatan anak. Memantau tumbuh kembang anak serta mengajak anak memulai kebiasaan hidup sehat sejak dini khususnya mengatur asupan makanan dan memperbanyak aktivitas fisik seperti olahraga adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua. Mari lindungi anak dari obesitas, karena tubuh sehat sedari dini adalah kunci hidup lebih berkualitas dan produktif di masa depan!