Sarainews.Com-Kupang,-Wilayah XVII Paroki St Yosep Naikoten-Kupang melakukan kegiatan pembuatan pupuk bokashi yang diselenggarakan di KUB Mater Salvatoris, Jln Asoka No. 1 Oetona, Kelurahan Bakunase II, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang pada Kamis,14/07/2022
Foto Bersama Pembuatan Pupuk Bokashi dari Kiri ke kanan: Simon Saat, Vinsensius Rahmat, Daniel Ndiwa, Agustina Etin Nahas, Stefanus Mau dan Febrianus Efantri (paling kanan) |
Kegiatan tersebut di hadiri langsung Daniel Ndiwa sebagai wakil ketua wilayah XVII.
Kegiatan berlangsung dengan pengantar dari Agustina Etin Nahas tentang “cara membuat pupuk bokashi dengan bahan baku dari kotoran sapi dan sekam”, dan diikuti dengan praktek langsung.
Menurut Daniel Ndiwa bahwa untuk memulai satu program itu membutuhkan kemauan dan komitmen yang tinggi, tentunya perlu aksi yang nyata. Daniel merasa optimis dan berharap Wilayah XVII kedepannya pasti sukses dan bisa memahami, meniru serta melaksanakan dan bisa memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing umat di wilayah ini dengan memanfaat sisa-sisa limbah rumah tangga seperti potongan sayuran organik dan lain-lain untuk dijadikan pupuk organik skala rumah tangga, ungkap Daniel.
Sementara itu Simon Saat , salah satu badan pengurus Wilayah XVII dari seksi liturgi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut kepada wartawan menjelaskan bahwa salah satu program kerja utama Wilayah XVII periode 2022-2025 adalah program yang berhubungan dengan pemberdayaan ekonomi umat katholik Wilayah XVII . Agar program kerja tersebut berhasil maka, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah pembuatan bokashi sebagai media tanam untuk berbagai sayuran organik dan lain-lain.
Foto Proses Pembuatan Pupuk Bokashi dari Kotoran Sapi dan Sekam Padi |
Sementara kegiatan berlangsung Ketua Wilayah XVII (Stefanus Mau), datang meyaksikan bagaimana proses pembuatan pupuk bokashi . Beliau merasa senang sekali dan mendukung penuh program unggulan Wilayah XVII periode 2022-2025. Menindaklanjuti program launching tanaman organik Wilayah XVII pada misa Pelantikan Pengurus Wilayah XVII dan KUB St. Mikael Malaikat Agung yang diselenggarakan di Bakunase di KUB St. Yoseph Pekerja Oetona B, pada Sabtu, 09 Juli 2022 yang lalu. Program ini merupakan salah satu program kerja perdana dan program unggulan wilayah XVII dengan tujuan untuk membantu meningkatkan gizi rumah tangga umat Wilayah XVII, hal ini dilakukan untuk menanggapi dan mendukung program kerja Paroki St. Yosep Naaikoten, yaitu tidak hanya pembangunan rohani umat tetapi juga membangun jasmani umat dengan penyediaan sayur organik, ungkap Stefanus.
Foto Proses Penutupan Pembuatan Pupuk Bokashi dengan Memanfaatkan Karung Bekas dan Terpal |
Nikolaus Boleng Ola ketua KUB St. Mikael Malaikat Agung yang bersusah payah mengambil pupuk kotoran sapi di Balai Karantina 1 Kupang –Tenau sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk bokashi merasa penuh semangat sesuai Thema Pelantikan Wilayah XVII periode 2022-2025, yaitu "Ini Kami, Utuslah Kami". Kita bersyukur di Wilayah XVII ini terdiri dari umat dari berbagai daerah, itulah katholik, bersifat universal. Saya senang sekali sumberdaya dan potensi di Wilayah XVII ini cukup baik, ungkap Nikolaus.
Bahan baku pembuatan pupuk bokashi ini adalah 200 kg kotoran sapi, 150 kg sekam padi , 1 liter larutan dekomposer (EM4) dan 1 kg gula pasir. Bahan organik tersebut dicampurkan dan diaduk hingga merata menggunakan sekop. Encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 10 liter air bersih dan 1 kg gula pasir. Kemudian percikan sedikit demi sedikit pada campuran bahan baku sambil diaduk sampai merata. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk memperkirakan tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa menggumpal tetapi tidak sampai mengeluarkan air. Bokashi sudah siap dijadikan pupuk dalam tempo 7-14 hari sejak dibuat. Menurut Etin dengan memanfaatkan media plastik seperti cirgen bekas, botol air mineral bekas dan lain-lain, sebagai wadah untuk tanam sayuran organik yang ramah lingkungan, setidaknya kita mengurangi penggunaan pupuk kimiawi. Dari kita, oleh kita dan untuk kita.
Dalam kesempatan tersebut juga, Agustina Etin Nahas selaku pendamping dan juga sekaligus sebagai bendahara Wilayah XVII periode 2022-2025 menyampaikan terima kasih kepada Ketua Wilayah Bpk Stefanus , Bpk Daniel, Bpk Simon Saat, Adik Vinsensius Rahmat dan Febrianus Efantri mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana yang turut membantu dalam kegiatan pembuatan pupuk bokashi ini.
Etin juga berharap dengan adanya kegiatan pembuatan pupuk bokashi dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi dan sekam padi, dapat juga dari berbagai bahan organik lainnya seperti limbah rumah tangga (sisa-sisa potongan sayuran, dan lain-lain). Proses pembuatan pupuk bokashi sangat mudah dan praktis, tergantung dari bahan yang kita digunakan. Mari kita bekerjasama, saling mendukung, mengasah, mengasih dan mengasuh membangun wilayah XVII ini atas dasar cinta kasih.