Notification

×

Iklan

Iklan

SMA Negeri 2 Kupang Timur Menggelar Pameran Sains Yang Tak Biasa !

Jumat, 29 Maret 2024 | Maret 29, 2024 WIB Last Updated 2024-03-29T05:01:29Z


Sarainews.Com-Kupang Timur,-Kesejukan udara pagi di sekitar pepohonan dan taman sekolah, seolah memanggil semua warga sekolah segera beraktifitas seperti biasa. Sekolah terakreditasi A di Kabupaten Kupang itu, seminggu terakhir ini di sibukan dengan kegiatan ujian praktek kelas XII dengan jadwal yang sudah terpampang pada papan mading sekolah. Masing-masing guru berkreasi dan bersepakat bersama siswanya tentang “model dan menu” ujian praktek masing masing mata pelajaran.Rabu, 26/03/2024





Hari itu tanggal 26 Maret 2024 jadwal ujian praktek fisika secara serentak untuk semua kelas XII IPA. Namun ada yang baru dengan pemandangan biasa di halaman sekolah, karena semua siswa secara berkelompok, sibuk menyiapkan bahan proyek masing-masing. Ada yang membawa botol air, ada yang membawa balon, ada yang membawa kantong, ada yang mebawa obeng, ada yang membawa lampu hias, ada yang menempel baliho, ada yang mengatur ruang, ada yang sedang “komat kamit” di sudut ruang, karena ternyata bertugas sebagai MC acara hari itu, dan yang lebih mengejutkan awak media karena ada yang membawa “Bom”. Adik punya produk apa? Tanya awak media! “Bom Pak” jawab singkat dari Helena Valentiny Mana dan Rendy Viktor Nesimnasi, yang ternyata Bom vixal pembersih lantai yang di padu dengan bahan lain yang tidak berbahaya baik bagi pengguna maupun penonton.





Guru mata pelajaran fisika, Handrianus Josef Hae Jami, S.Pd, M.Ling, di sela acara di hubungi media ini memaparkan latar belakang dan tujuan acara ini dilaksanakan. Beliau menjelaskan bahwa selama ini mata pelajaran sains sedang “salah urus”. Guru fisika tapi gelarnya S.AG…(serjana Alam Gaib) sebutnya dalam nada guyon.




Media ini menelusiri maksudnya ternyata karena pelajaran sains yang identik dengan praktikum di laboratorium dan praktikum lapangan berupa proyek-proyek sains tidak seindah harapan kurikulum karena berbagai hambatan di lapangan. Sebut saja kekurangan sarana prasarana. Ada sekolah yang tidak ada laboratorium, ada yang ada laboratorium tetapi tidak ada alatnya, ada alat tapi tidak lengkap, ada alat lengkap tapi gurunya tidak tau pakai karena dalam bentuk kit (kotak berisi alat-alat jadi) dan panduan dan petunjuk sudah tidak ada, dan masih banyak lagi. Jika itu masalah kita dan guru tidak kreatif mengunakan barang bekas yang mudah di temukan, maka sains menjadi “ilmu gaib” karena guru menerangkan hal yang tidak pernah di lihat dan di alami siswa dalam kesehariannya. Jadi kami cocok bukan S.Pd, tapi S.Ag..katanya sambil tertawa.



“Hari ini dunia berubah, paradigm pembelajaran jauh melesat karena kemajuan teknologi sudah semakin menggila. Karena itu semua paradigma pembelajaran yang berpihak pada murid ini di genjot melalui Program guru penggerak, di seluruh antero negeri ini, untuk membawa guru-guru indonsesia berperan dalam kekurangan sarana dan prasana ini sehingga perlu kreatif dan inovatif. Jika guru tidak tergerak dan bergerak untuk meng “up date” diri, maka kita akan mengajar ilmu masa lalu karena kita produk masa lalu sementara siswa ini tidak focus kecuali ilmunya bisa di praktek dan di liihat langsung” Kata Calon Guru Penggerak angkatan 9 ini. 




Pembelajaran sains ini paling cocok menggunakan Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning/PJBL) yang merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada penerapan pengetahuan dan keterampilan dalam konteks proyek nyata atau situasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran berbasis proyek biasanya melibatkan langkah-langkah berikut: (1). Perencanaan proyek: Identifikasi topik atau masalah yang akan dipecahkan oleh proyek. Tentukan tujuan pembelajaran, ruang lingkup proyek, dan langkah-langkah yang akan diambil, dalam hal ini termasuk merancang rencana kerja yang lebih detail, termasuk sumber daya yang dibutuhkan, jadwal pelaksanaan, dan tugas-tugas yang akan diselesaikan (2). Penyelidikan Awal: Siswa melakukan penelitian awal untuk memahami masalah atau topik proyek, serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab selama proses proyek. (3). Pelaksanaan Proyek: Siswa bekerja secara aktif dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek. Mereka menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan yang ditetapkan. (4).Pengambilan Data dan analisis: Selama proses pelaksanaan proyek, siswa mengumpulkan data dan informasi yang relevan, serta menganalisisnya untuk mendukung pengambilan keputusan dan evaluasi proyek. (5). Presentasi Hasil: Siswa menyajikan hasil proyek mereka kepada kelas atau audiens lainnya. Presentasi dapat berupa laporan tertulis, presentasi lisan, demonstrasi, atau produk fisik, tergantung pada jenis proyek yang dilakukan. (6). Refleksi dan evaluasi: Siswa merefleksikan pengalaman mereka dalam menyelesaikan proyek, mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan yang mereka hadapi, serta mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan rekan-rekan tim. Proses refleksi ini membantu siswa belajar dari pengalaman mereka dan meningkatkan keterampilan metakognitif. Yang terakhir (7).Penyebar luaskan hasil: Hasil proyek dapat disebarkan ke publik atau diimplementasikan dalam konteks yang relevan. Ini dapat dilakukan melalui pameran, publikasi, atau implementasi solusi dalam lingkungan nyata. Jika guru melakukan Tahapan-tahapan ini sesering mungkin dan berulang kali siswa berinteraksi satu sama lain secara dinamis selama proses pembelajaran berbasis proyek, memungkinkan siswa untuk terlibat secara mendalam dalam eksplorasi, kolaborasi, dan pembelajaran kontekstual. Lanjut pak Hen salah satu peserta Pelatihan Pengajar Program Pendidikan Perubahan Iklim Asia Tenggara (SEA-CEP) 2024 ini. Tahapan akhir “penyebar luasan hasil” ini yang saya pakai untuk pameran sains ini pak, tutup Hen.





Senada dengan hal di atas, media ini menyaksikan pameran ini sangat meriah di hadiri oleh siswa siswa dan semua guru IPA dan matematika serta guru lainnya yang sempat hadir yang memenuhi ruang Aula SMA N.2 Kupang Timur, di pandu oleh salah satu siswa berpenampilan menarik dan berparas cantik asal XII IPA atas nama Chairin Lado salah satu purna paskibra yang ada di sekolah ini. Adapun urutan acara: Doa pembukaan oleh seorang siswa atas nama Subayu Sakan, sambutan Pembukaan oleh kepala sekolah,foto bersama kepala sekolah,semua guru MIPA dan guru pegawai yang bersedia hadir dan para kontestan perkelas (bersama produk) dengan berpakaian laboratorium, presentasi hasil karya (siswa presentasi lisan dan operator ibu Marlis Para Tolok, S.Pd, M.Si menunjukannya dalam LCD semua video rangkaian proses pembuatannya yang di kirimkan siswa), sedangkan Ibu Trovina Walangara, S.Pd salah satu guru bahasa Indonesia nampak juga di antara kerumunan siswa. Ternyata salah satu CGP angkatan 9 ini bertugas sebagai pembuat berita untuk di muat pada web site sekolah mereka. Selanjutnya guru fisika Pak Hen dan pak Elvis Hubertus Bod, S.Pd salah satu CGP angkatan 9 yang juga guru kimia dan prakarya berperan sebagai komentator untuk memperkuat materi sains dalam produk yang di paparkan oleh siswa. Sedangkan Ronal E.Bire, S.Pd (guru sejarah) salah satu CGP angkatan 10 di sekolah ini, dengan camera canonnya sedang mengabadikan semua momen ini untuk keperluan aneka peristiwa, katanya sambil tersenyum. 




Adapun produk yang di pamerkan selain lampu hias berbagai bentuk yang sangat eksotis, juga ada produk teknologi tepat guna dengan judul yang unik-unik seperti: Tato listrik bolpoin, Roket masa depan, Bom Viksal,Mobil bertenaga angin, Mobil bertenaga air, Las pakai petek, Kincir angin tenaga air, Semprot motor, Membuat slime yang praktis, Lilin abadi, Penyaringan Air bersih, Menyalakan korek basa, Sapu Eletrik, Mobil Operasional SMA2 bertenaga angin, hidrolik cuci Mobil, dll. Semua judul proyek itu berasal dari keresahan siswa atas masalah lingkungan sekitar seperti sampah yang terbuang dan mereka pakai jadi produk yang bermanfaat paling kurang untuk permainan anak-anak, juga berasal dari mimpi mereka yang ambisius misalnya roket masa depan, mobil bertenaga air, mobil bertenaga angin itu karena keresahan mereka atas polusi udara yang menyebabkan pemanasan global hari ini dan mahalnya BBM dari energy fosil. Karena itu acara ini bertema:Mendalami ilmu sains dan mengurangi sampah. Acara ini sangat meriah karena selain produk karya siswa yang inovatif dan kreatif juga selingan pemaparan di isi dengan sulap sains yang sangat menghibur. 




Yulius Bera Tenawahang, S.Fil, M.Pd yang di temui awak media usai membuka kegiatan itu di mintai pendapatnya terkait kegiatan tersebut, beliau menyampaikan bahwa “ini guru sains kami sedang menerapan model pembelajaran abad 21 yaitu:Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang saat ini sedang digaungkan di tingkat Asia. Saya juga melihat ini penerapan ilmu guru penggerak dari semua guru penggerak dan CGP yang ada di sekolah ini, tentang kolaborasi, pembelajaran berdiferensiasi di mana masing-masing siswa memilih cara,model dan bentuk produk nya masing-masing, juga saya lihat gurunya sudah menerapkan pengelolaan program yang berdampak pada murid karena mulai dari perencanaan,pelaksanaan sampai evaluasi siswa yang berperan sedangkan guru hanya memfasilitasi saja. Intinya suara murid, pilihan murid dan kepemilikan murid sudah Nampak, tutup Yulius.